MAKALAH PENGETAHUAN BAHAN AGROINDUSTRI
NAMA
KELOMPOK
1.
CYNTHIA
MEIDITA (2041510001)
2.
TUTUT
ADELIA (2041510020)
3.
ELSA
PUSPITASARI (2041510025)
UNIVERSITAS
INTERNASIONAL SEMEN INDONESIA
2016
1.
Ekstraksi
Prinsip dasar ekstraksi ialah pemisahan suatu zat berdasarkan
perbandingan distribusi zat yang terlarut dalam dua pelarut yang tidak saling
melarutkan. Ekstraksi merupakan proses pemisahan, penarikan atau pengeluaran
suatu komponen cairan/campuran dari campurannya. Biasanya menggunakan pelarut
yang sesuai dengan komponen yang diinginkan. Cairan dipisahkan dan kemudian
diuapkan sampai pada kepekatan tertentu. Ekstraksi memanfaatkan pembagian suatu
zat terlarut antar dua pelarut yang tidak saling tercampur untuk mengambil zat
terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut lain. Ekstraksi memegang peranan
penting baik di laboratorium maupun industri. Di laboratorium, ekstraksi
seringkali dilakukan untuk menghilangkan atau memisahkan zat terlarut dalam
larutan dengan pelarut air yang diekstraksi dengan pelarut lain seperti eter,
kloroform, karbondisulfida atau benzene (Sudjadi,
1986).
1.1
Ekstraksi
dengan menggunakan Pelarut
1.1.1 Ekstraksi padat-cair
Pada ekstraksi padat-cair, satu atau
beberapa komponen yang dapat larut dipisahkan dari bahan padat dengan bantuan
pelarut. Pada ekstraksi, yaitu ketika bahan ekstraksi dicampur dengan pelarut,
maka pelarut menembus kapiler-kapiler dalam bahan padat dan melarutkan ekstrak.
Larutan ekstrak dengan konsentrasi yang tinggi terbentuk di bagian dalam bahan
ekstraksi. Dengan cara difusi akan terjadi kesetimbangan konsentrasi antara
larutan tersebut dengan larutan di luar bahan padat. Syarat-syarat yang harus
dipenuhi untuk mencapai unjuk kerja ekstraksi atau kecepatan ekstraksi yang
tinggi pada ekstraksi padat-cair, yaitu:
a. Karena perpindahan massa
berlangsung pada bidang kontak antara fase padat dan fase cair, maka bahan itu perlu sekali memiliki permukaan
yang seluas mungkin.
b. Kecepatan alir pelarut sedapat
mungkin besar dibandingkan dengan laju alir bahan ekstraksi.
c. Suhu yang lebih tinggi
(viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan ekstrak lebih
besar) pada umumnya menguntungkan
unjuk kerja ekstraksi (Harvey, 2000).
1.1.2 Ekstraksi cair-cair
Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran
dipisahkan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi cair-cair terutama digunakan, bila
pemisahan campuran dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan
(misalnya karena pembentukan azeotrop atau karena kepekaannya terhadap panas)
atau tidak ekonomis. Seperti ekstraksi padat-cair,
ekstraksi cair-cair selalu terdiri dari
sedikitnya
dua tahap, yaitu pencampuran secara intensif
bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua fase cair itu sesempurna
mungkin.
Ekstraksi cair-cair (liquid
extraction, solvent extraction): solute dipisahkan dari cairan pembawa
(diluen) menggunakan solven cair. Campuran diluen
dan solven ini adalah heterogen ( immiscible, tidak saling campur), jika
dipisahkan terdapat 2 fase, yaitu fase diluen (rafinat) dan fase solven (ekstrak).
Perbedaan konsentrasi solute di dalam suatu fasa dengan konsentrasi
pada keadaan setimbang merupakan pendorong terjadinya
pelarutan (pelepasan) solute dari larutanyang ada. Gaya dorong (driving force) yang
menyebabkan terjadinya proses ekstraksi dapat ditentukan dengan mengukur jarak
sistem dari kondisi setimbang.
Pada ekstraksi cair-cair, satu
komponen bahan atau lebih dari suatu campuran dipisahkan
dengan bantuan pelarut. Proses ini digunakan secara teknis dalam skala besar
misalnya untuk memperoleh vitamin, antibiotika, bahan-bahan penyedap,
produk-produk
minyak bumi dan garam-garam. logam. Proses
ini pun digunakan untuk membersihkan air
limbah dan larutan ekstrak hasil ekstraksi padat cair. Ekstraksi cair-cair terutama
digunakan,
bila pemisahan campuran dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan
(misalnya karena
pembentukan aseotrop atau karena kepekaannya terhadap panas) atau
tidak ekonomis. (Harvey, 2006).
1. 2 Peralatan Yang Digunakan Dalam
Ekstraksi
1. Single-stage extraction
Sebuah alat ekstraksi sederhana
terdiri dari tangki dilengkapi dengan bagian bawah yang dilengkapi dengan wadah
dari padatan yang akan diekstraksi. Tangki mungkin terbuka atau tertutup . Jika
ekstraksi harus dilakukan di bawah tekanan, seperti dalam kasus dengan
ekstraksi tanah kopi panggang, atau jika pelarut yang mudah menguap digunakan,
seperti dalam kasus ekstraksi minyak nabati menggunakan tangki tertutup.
Pelarut disemprotkan di atas permukaan atas tempat padatan , merembes ke bawah
melalui selimut dan keluar melalui outlet di bawah bagian alas. Tangki dapat
berselimut atau pemanas dimasukkan ke dalam feed line pelarut untuk
mempertahankan suhu larutan pada tingkat optimal. Biasanya pompa disediakan
untuk sirkulasi padatan. Padatan dihapus manual atau dibuang melalui sebuah
lubang di bagian bawah tangki (Brennan, 2006).
2. Multistage Bed extractors Statis
Salah satu metode untuk menerapkan
ekstraksi tahap ganda adalah dengan menggunakan sejumlah sel tunggal diatur
dalam sebuah rangkaian. Setiap sel mengandung muatan padatan. Padatan dari sel
sebelumnya disemprotkan diatas permukaan tempat padatan dan merembes ke bawah
melalui alas. Padatan dipindah dari sel bagian bawah menuju bagian atas
(Brennan, 2006).
3. Multistage Bed extractors Pindah
Ada banyak desain yang berbeda untuk
extractors bergerak. Biasanya melibatkan pemindahan padatan halus dari satu
tahap ke tahap berikutnya berlawanan dengan aliran dari larutan. Salah satu
jenis ekstraktor kontinyu terdiri dari palung ditetapkan pada sudut kecil
terhadap horizontal yang mengandung dua konveyor sekrup dengan aliran
intermeshing. Padatan dimasukkan di ujung yang lain dan dilakukan oleh konveyor
berlawanan dengan aliran dari solusi. Palung tertutup dan mampu menahan tekanan
tinggi. Extractors jenis ini digunakan untuk gula bit dan kopi panggang
(Brennan, 2006).
1.3 Efek Ekstraksi Terhadap Bahan Pangan
Dengan
adanya ekstraksi maka akan didapatkan bahan pangan yang lebih murni tanpa
campuran bahan lain. Ekstraksi bahan makanan biasa dilakukan untuk mengambil
senyawa pembentuk rasa bahan tersebut. Misalnya senyawa yang menimbulkan bau
dan atau rasa tertentu (Lucas,
1949).
1.4 Contoh Produk Hasil Ekstraksi
1.4.1
Ekstraksi Minyak Goreng
Ekstraksi pelarut dapat digunakan
sebagai alternatif mendapatkan minyak dari biji-bijian dan kacang-kacangan.
Yang paling umum digunakan sebagai pelarut adalah heksana. Heksana adalah
hidrokarbon yang berasal dari minyak bumi yang dipanaskan pada 68,9 ° C. Heksana
sangat mudah terbakar sehingga pabrik harus melakukan perawatan untuk
menghindari munculnya bunga api pada pelarut. Setelah ekstraksi , larutan
minyak dalam pelarut disaring , pelarut dihapus oleh penguapan vakum diikuti
oleh distilasi dan pelarut digunakan kembali .Pelarut sisa dapat dihilangkan
dari padatan dengan pemanasan langsung atau tidak langsung dengan uap.
Extractors Batch dapat digunakan untuk operasi-operasi berskala kecil. Biji
kapas, biji rami, wijen , bunga matahari , kacang tanah, kedelai dan jagung
dapat menggunakan ekstraksi pelarut (Whitaker, 1915).
1.4.2
Ekstraksi Gula Bit
Gula diekstrak dari gula bit
menggunakan air panas sebagai pelarut. Bit dicuci dan dipotong-potong. Hal ini
meningkatkan luas permukaan kerusakan dinding sel ekstraksi. Suhu air berkisar
antara 55 oC pada tahap awal sampai 85o C. Suhu yang lebih tinggi dapat
menyebabkan peptisasi sel bit dan melepaskan senyawa bukan gula ke ekstrak (Rita, 2011
1.4.3
Industri Kopi Instan
Campuran biji kopi dipanggang dengan
suhu yang disesuaikan partikel diekstraksi menggunakan air panas. Ekstraksi
dapat dilakukan dalam multistage(Rita, 2011).
1.4.4 Industri Teh Instan
Daun teh dikeringkan, kemudian daun
teh dicampur dapat diekstraksi dengan air panas. Suhu air berkisar antara 70 oC pada tahap awal ekstraksi untuk 90 oC pada tahap selanjutnya . Sel-sel
dapat dievakuasi setelah mengisi dengan daun kering dan tekanan dibawa kembali
ke tingkat atmosfer dengan memperkenalkan gas karbon dioksida . Hal ini
memudahkan aliran air melalui sel. Hal ini terkonsentrasi oleh penguapan vakum
untuk 25 -50 % padatan . Senyawa-senyawa aroma yang mudah menguap dilepaskan
dari ekstrak sebelumnya atau selama penguapan dan ditambahkan kembali sebelum
dehidrasi dengan spray drying ,pengeringan vakum atau pengeringan beku (Harvey, 2000).
2.1 Ekstraksi
dengan menggunakan Transport Membran
2.1.1
Transpor Pasif
Transpor aktif merupakan gerakan ion dan molekul melawan
suatu gradien konsentrasi dengan menggunakan energi untuk masuk atau
keluar sel melalui membran sel. Contoh dari transport pasif sebagai berikut,
a. Difusi
Difusi adalah, gerakan molekul dari suatu daerah dengan konsentrasi yang tinggi ke ngan konsentrasi lebih rendah yang disebabkan oleh energi kinetik molekul-molekul tersebut. Kecepatan difusi melalui membran sel tergantung pada perbedaan konsentrasi, ukuran molekul, muatan, daya larut partikel-partikel dalam lipid dan suhu. Pada umumnya, zat-zat yang larut dalam lipid, yaitu molekul hidrofobik lebih mudah berdifusi melalui membran daripada molekul hidrofilik. (Biggs, 2002).
Difusi adalah, gerakan molekul dari suatu daerah dengan konsentrasi yang tinggi ke ngan konsentrasi lebih rendah yang disebabkan oleh energi kinetik molekul-molekul tersebut. Kecepatan difusi melalui membran sel tergantung pada perbedaan konsentrasi, ukuran molekul, muatan, daya larut partikel-partikel dalam lipid dan suhu. Pada umumnya, zat-zat yang larut dalam lipid, yaitu molekul hidrofobik lebih mudah berdifusi melalui membran daripada molekul hidrofilik. (Biggs, 2002).
b. Osmosis
Pada hakikatnya, osmosis merupakan suatu proses difusi. Osmosis adalah difusi dari tiap pelarut melalui suatu selaput yang permeabel secara diferensial. Pelarut universal adalah air. Jadi, dapat dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara diferensial dari pelarut berkonsentrasi tinggi (banyak air) ke pelarut yang berkonsentrasi rendah (sedikit air). Proses osmosis akan berhenti jikakonsentrasi di dalam dan di luar sel telah seimbang. (Jones, 2007).
Pada hakikatnya, osmosis merupakan suatu proses difusi. Osmosis adalah difusi dari tiap pelarut melalui suatu selaput yang permeabel secara diferensial. Pelarut universal adalah air. Jadi, dapat dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara diferensial dari pelarut berkonsentrasi tinggi (banyak air) ke pelarut yang berkonsentrasi rendah (sedikit air). Proses osmosis akan berhenti jikakonsentrasi di dalam dan di luar sel telah seimbang. (Jones, 2007).
2.1.2 Transpor
Aktif
Transpor aktif
merupakan gerakan ion dan molekul melawan suatu gradien konsentrasi dengan menggunakan energi untuk masuk atau keluar sel melalui membran
sel. Selain memerlukan energi berupa
ATP, transpor aktif juga memerlukan
enzim untuk memindahkan molekul dan ion dari tempat konsentrasi rendah ke
tempat konsentrasi tinggi. Agar enzim
dapat berfungsi sebagai pompa, maka enzim tersebut harus dapat mengikat ion dan mengangkut ion dari satu
sisi membran ke sisi yang lain. Molekul gula dan asam amino diangkut secara aktif ke dalam sel menggunakan energi. (Reece, 2008).
Di dalam transport
aktif terdapat endositosis dan eksositosis,
a. Endositosis dan
Eksositosis
Endositosis adalah suatu mekanisme pengangkutan bahan, seperti
makromolekul protein luar sel ke dalam sel dengan membungkus makromolekul tersebut dengan
cara melekukkan sebagian dari
membran sel ke dalam. Kantung yang
terbentuk kemudian melepaskan diri dari bagian luar membran dan membentuk vakuola di dalam sitoplasma. Kemudian, lisosom menyatu dengan vakuola endositik
tersebutdan isi dari organel tersebut menjadi satu membentuk lisosom sekunder. Enzim-enzim lisosom akan mencerna
makromolekul menjadi bahan yang
dapat larut (asam amino, gula, dan nukleotida). Endositosis
dibedakan menjadi 2 :
- Fagositosis : Proses dimana membran plasma membungkus
partikel yang berukuran kurang dari 250 nm yang berada di luar sel dan
menangkapnya dalam suatu vakuola makanan ( vakuola makanan yang terbentuk pada
proses fagositosis disebut fagosom ). Contoh proses fagositosis adalah sel
amoeba yang memakan bakteri.
- Pinositosis : Proses dimana suatu sel memakan zat cair yang berukuran kurang dari 150 nm. Caranya, sel akan mengelilingi cairan yang akan dimakan lalu membentuk sebuah gelembung dan disimpan dalam suatu vakuola yang disebut pinosom.
Eksositosis adalah kebalikan dari endositosis. Pada
sel-sel yang mengeluarkan protein dalam jumlah yang besar, protein tersebut pertama-tama berkumpul di dalam sebuah kantung yang dilapisi membran di dalam aparat golgi, kemudian bergerak ke permukaan sel, lalu mendekat padamembran
sel dan mengosongkan isinya ke luar (Reece,
2008).
2.2 Contoh Produk
Yamg Menggunakan Prinsip Transport Membran
a. Pengolahan ikan
asin,
Di dalam pengolahan ikan asin biasanya garam diperuntukkan
sebagai pengawet dan pemberi rasa. Sebagai bahan pengawet, garam mempunyai
tekanan osmosis yang tinggi sehingga dapat mengakibatkan terjadinya peristiwa
osmosis dengan daging ikan. Pada proses penggaraman, pengawetan dilakukan
dengan cara mengurangi kadar air dalam badan ikan sampai titik tertentu
sehingga bakteri tidak dapat hidup dan berkembang lagi.
b. Manisan kering
Manisan kering menggunakan prinsip kerja difusi membran dalam
prosese penetrasi gula kedalam jaringan buah (Kimbal, 1993).
3.1 Expression
3.1.1
Pengepresan Mekanik (mechanical expression)
Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak,terutama untuk bahan bahan yang berasal dari biji-bijian.Cara ini dilakukan untuk memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak tinggi (30-70%).Pada pengepresan mekanis ini diperlukan perlakuan pendahuluan sebelum minyak atau lemak dipisahkan dari bijinya.Perlakuan pendahuluan tersebut mencakup pembuatan serpih,perajangan dan penggilingan serta tempering atau pemasakan. Dua cara umum dalam pengepresan mekanis,yaitu:
Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak,terutama untuk bahan bahan yang berasal dari biji-bijian.Cara ini dilakukan untuk memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak tinggi (30-70%).Pada pengepresan mekanis ini diperlukan perlakuan pendahuluan sebelum minyak atau lemak dipisahkan dari bijinya.Perlakuan pendahuluan tersebut mencakup pembuatan serpih,perajangan dan penggilingan serta tempering atau pemasakan. Dua cara umum dalam pengepresan mekanis,yaitu:
a.
Pengepresan Hidraulik (Hydraulic Pressing)
Pada cara hydraulic pressing,bahan di press dengan tekanan sekitar 2000pound/inch2 (140,6 kg/cm = 136 atm).Banyaknya minyak atau lemak yang dapat diekstraksi tergantung pada lamanya pengepresan,tekanan yang dipergunakan,serta kandungan minyak dalam bahan asal.Sedangkan banyaknya minyak yang tersisa pada bungkil bervariasi antara 4 sampai 6 persen,tergantung dari lamanya bungkil ditekan dibawah tekanan hidrolik.
Pada cara hydraulic pressing,bahan di press dengan tekanan sekitar 2000pound/inch2 (140,6 kg/cm = 136 atm).Banyaknya minyak atau lemak yang dapat diekstraksi tergantung pada lamanya pengepresan,tekanan yang dipergunakan,serta kandungan minyak dalam bahan asal.Sedangkan banyaknya minyak yang tersisa pada bungkil bervariasi antara 4 sampai 6 persen,tergantung dari lamanya bungkil ditekan dibawah tekanan hidrolik.
b.
Pengepresan Berulir (Expeller Pressing)
Cara expeller pressing memerlukan perlakuan pendahuluan yang terdiri dari proses pemasakan atau tempering.Proses pemasakan berlangsung pada temperatur 240°F (115,5°C) dengan tekanan sekitar 15-20 ton/inch2.Kadar air minyak atau lemak yang dihasilkan berkisar sekitar 2,5-3,5 persen,sedangkan bungkil yang dihasilkan masih mengandung minyak antara 4-5 persen.
Cara expeller pressing memerlukan perlakuan pendahuluan yang terdiri dari proses pemasakan atau tempering.Proses pemasakan berlangsung pada temperatur 240°F (115,5°C) dengan tekanan sekitar 15-20 ton/inch2.Kadar air minyak atau lemak yang dihasilkan berkisar sekitar 2,5-3,5 persen,sedangkan bungkil yang dihasilkan masih mengandung minyak antara 4-5 persen.
Ø FERMENTATION AND ENZYME
TECHNOLOGY
A. TIPE-TIPE
FERMENTASI PANGAN
•
Fermentasi asam laktat
•
Fermentasi ikan dan
daging
•
Fermentasi sayuran
•
Fermentasi serealia dan
kacang-kacangan
•
Fermentasi susu
•
Fermentasi alkohol
•
Fermentasi asam
•
Fermentasi antibiotika
B. PRODUKSI
ENZIM DARI MIKROORGANISME
Dikenal enzim intraseluler dan
ekstraseluler.Mikroorganisme harus tumbuh baik pada substrat yg tidak
mahal.Substrat harus tersedia dalam jumlah yg cukup dan mudah di dapat.Metode
untuk mendapatkan enzim harus mudah dan tidak mahal.
Enzim harus stabil
1. Enzim
dapat diproduksi pada substrat PADAT
(Sekam, kulit buah, tepung kedelai dsb)
2. Enzim
dapat diproduksi pada substrat CAIR
(limbah)
C. APLIKASI
ENZIM DALAM PENGOLAHAN PANGAN
Enzim
dimanfaatkan untuk menghasilkan produk bioteknologi dalam bidang industri
pangan, diantaramya: Pembuatan gula cair dari bahan berpati seperti singkong,
sagu, jagung, ubi jalar atau jenis ubi-ubian lainnya memerlukan
kerja berbagai enzim pemecah pati yaitu : (1)
Alfa amilse, Glukoamilase, dan Glukosaisomerase. (2) Protease
dalam pembuatan bir diperlukan, baik dalam tahaphidrolisis makanan protein
untuk pertumbuhan ragi bir maupun dalam tahap penjernihan
bir. (3) Penambahan alfa amilase dan protease dalam
pembuatan rotidan kue, akan memperbaiki tekstur roti. Beberapa enzim yang
berperan
dalam bidang industri pangan diantaranya: (1) enzim xilanase, (2) enzim pektinase,(3)enzim
lipase, (4) enzim selulase, (5) enzim phytase, (6) enzim glukosa oksidase,(7)
enzim papain.
1. Xilanase
dapat digunakan untuk menghidrolisis xilan (hemiselulosa) menjadigula xilosa.
Xilan banyak diperoleh dari limbah pertanian dan industri makanan.Selain itu
xilanase juga dapat digunakan untuk menjernihkan juice, ekstraksi kopi,minyak
nabati, dan pati.
2. Enzim
pektinase digunakan pada proses penjernihan sari buah. Pada
proses produksi sari buah, metode pengambilan sari buah dari buah asalnya biasamenggunakan
metode ekstraksi. Buah yang diekstrak akan menghasilkansaribuah. Sari buah yang
diperoleh biasanya masih mengandung partikel padat.
3. Enzim
lipase digunakan pada produk bakery. Enzim lipase merupakansalah satu enzim
yang memiliki sisi aktif sehingga dapat menghidrolisistriasilgliserol menjadi
asam lemak dan gliserol.
4. Enzim
selulase dapat digunakan Untuk melembutkan sayur-sayuran denganmencernakan
selulosa sayur itu, mengeluarkan kulit dari biji-bijian sepertigandum,
mengasingkan agar-agar daripada rumput laut dengan menguraikandinding sel daun
ramput dan membebaskan agar-agar yang terkandung didalamnya
5. Akhir-akhir
ini, penelitian banyak diarahkan pada penggunaan enzim dalamrensum untuk
memperbaiki produktivitas ternak dan keracunan pakan.
6. Enzim
glukosa oksidase dari A.nigertermasuk salah satu jenis enzim yang dijual secara
komersial. Enzim ini banyakdigunakan dalam industri pangan dan analisis klinis
untuk penentuan kadarglukosa darah.
7. Manfaat
pertama papain adalah pelunak daging. Daging dari hewan tua
dan bertekstur bisa menjadi lunak. Pada pH, suhu, dan kemurnian papain, daya pemecahan protein yang dimiliki papain dapat diintensifkan lebih jauh menjadikegiatan
hidrolisis protein.
DAFTAR
PUSTAKA
Biggs,
A. 2002. Biology,
the Dynamics of Life. New York: Glencoe McGraw-Hill.
Brennan, James.
2006. Food Processing Handbook. Jerman: WILEY-VCH Verlag GmbH &
Co.KGaA Weinheim.
Day, R.1992. Analisis
Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga
Harvey, David.
2000. Modern Analytical Chemistry. New York: McGraw-Hill Comp.
Jones, M.2007. Biology
As-A Level. Cambridge: Cambridge University Press, pp. 53-63.
Lucas, Howard.
1949. Principles and Practice In Organic Chemistry. New York: John
Wiley and Sons, Inc.
Martunus &
Helwani, Z. 2005. Ekstraksi Senyawa Aromatis dari Heavy Gas Oil (HGO) dengan
Pelarut Trietilen Glikol (TEG). J. Si. Tek. 4[2]: 34-37.
Reece, Campbell.
2008. Biologi Edisi ke-8 Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Rita, W. 2011. Jurnal
Ekstraksi Asam Basa.http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry . [9 April 2014]
Sudjadi. 1986. Metode
Pemisahan. Yogyakarta : UGM Press.
Whitaker, M.C.
1915. The Journal of Industrial and Engineering Chemistry. Easton:
Eschenbach Printing Company.