Tutut Adelia_2041510020
Teknologi Industri Pertanian
Universitas Internasional Semen Indonesia
Tempe adalah salah satu makanan yang sering di konsumsi oleh masyarakat. Tempe merupakan bahan makanan hasil fermentasi kacang kedelai atau jenis kacang-kacangan lainnya. Tempe pada umumnya dibuat secara tradisional dan merupakan sumber protein nabati. Di Indonesia pembuatan tempe kebanyakan dilakukan oleh industri skala kecil dan rumah tangga . Tempe mengandung berbagai nutrisi yang diperlukan oleh tubuh seperti protein, lemak, karbohidrat, dan mineral. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh. Hal ini dikarenakan kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Fermentasi dilakukan dengan menggunakan jamur Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae.
Teknologi Industri Pertanian
Universitas Internasional Semen Indonesia
Tempe adalah salah satu makanan yang sering di konsumsi oleh masyarakat. Tempe merupakan bahan makanan hasil fermentasi kacang kedelai atau jenis kacang-kacangan lainnya. Tempe pada umumnya dibuat secara tradisional dan merupakan sumber protein nabati. Di Indonesia pembuatan tempe kebanyakan dilakukan oleh industri skala kecil dan rumah tangga . Tempe mengandung berbagai nutrisi yang diperlukan oleh tubuh seperti protein, lemak, karbohidrat, dan mineral. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh. Hal ini dikarenakan kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Fermentasi dilakukan dengan menggunakan jamur Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae.
PEMBAHASAN
Karakteristik Rhizopus oligosporus yaitu struktur
tubuh Rhizopus oligosporus mempunyai tiga tipe hifa, yaitu stolon (hifa
yang membentuk jaringan pada permukaan substrat ),rizoid (hifa yang menembus
substrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan),dan sporangiofor
(hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan memiliki sporangium globuler
di ujungnya). Cirinya hifanya bercabang banyak tidak bersekat saat masih
muda dan bersekat setelah menjadi tua, miseliumnya mempunyai tiga tipe hifa
yaitu stolon (hifa yang membentuk jaringan di permukaan substrat seperti roti),
rhizoid (hifa yang mnembus substrat dan berfungsi untuk menyerap makanan),
sporangiofor (tangkai sporangium) dan berkembangbiak dengan cara vegetatif
yaitu membuat sporangium yang menghasilkan spora. Generatif yaitu dengan
konjugasi dua hifa (-) dan hifa (+) (Pratiwi et al, 2006). Kapang Rhizopus
oligosporus dapat berkembang dalam keadaan aerob (membutuhkan oksigen).
Sehingga jika dalam medium fermentasi tidak ada oksigen yang masuk maka tidak
akan ada aktivitas perkembangan dari
Rhizopus, akibatnya tidak akan terjadi proses fermentasi.
2. Rhizopus Oryzae
Rhizopus oryzae merupakan jamur yang
sering digunakan dalam pembuatan tempe. Jamur ini aman dikonsumsi karena tidak
menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam laktat. Rhizopus oryzae
mempunyai kemampuan mengurai lemak kompleks menjadi trigliserida dan asam
amino. Selain itu jamur ini juga mampu menghasilkan protease. Menurut Sorenson
dan Hesseltine (1986), Rhizopus oryzae tumbuh baik pada kisaran pH 3,4-6. Ciri-ciri
Rhizopus oryzae secara umum, antara lain ialah hifa tidak bersekat (senositik),
hidup sebagai saprotrof, yaitu dengan menguraikan senyawa organik. Pembuatan
tempe dilakukan secara aerobik.
3. Tempe
Tempe adalah makanan yang dibuat
dari fermentasi terhadap
biji kedelai atau beberapa bahan lain yang
menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer
(kapang roti), atau Rh. arrhizus. Tempe
kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi.
Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif. Secara
umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia
kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk
tekstur yang memadat. Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki
rasa dan aroma khas.
4. Cara Pembuatan Tempe
Berikut adalah langkah-langkah proses pembuatan tempe:
Ø Biji kedelai dicuci dengan air yang mengalir.
Ø Biji kedelai yang sudah bersih ke dalam panci berisi air, kemudian
direbus selama 30 menit atau sampai mendekati setengah matang.
Ø Kedelai yang sudah direbus direndam selama semalam hingga
menghasilkan kondisi asam.
Ø Keesokan harinya, kulit arinya dikupas. Caranya, kedelai
dimasukkan ke dalam air, kemudian remas remas sambil dikuliti hingga akhirnya
didapatkan keping-keping kedelai.
Ø Keping kedelai dicuci sekali lagi, dengan cara yang sama seperti
mencuci beras yang hendak ditanak.
Ø Keping kedelai dimasukkan ke dalam dandang lalu ditanak, mirip
seperti menanak nasi.
Ø Setelah matang, angkat, lalu dihamparkan tipis-tipis di atas
tampah. Ditunggu sampai dingin, airnya menetes habis, dan keping kedelai
mengering.
Ø Proses selanjutnya adalah menambahkan ragi. Pemberian ragi pada
kedelai dicampurkan sambil diaduk hingga merata. Ukurannya, 1 kg kedelai
menggunakan sekitar 1 gram ragi.
Ø Bungkus kedelai yang sudah bercampur rata dengan ragi menggunakan
daun pisang atau plastik. Atur ketebalan sesuai dengan selera.
Ø Lakukan penusukan dengan lidi. Tujuannya agar udara segar dapat
masuk ke dalam bahan tempe.
Ø Peram bungkusan kedelai. Bila pembungkusnya berupa plastik,
pemeraman dilakukan di atas kajang-kajang bambu yang diletakkan pada rak-rak.
Bila pembungkusnya berupa daun, pemeraman dilakukan pada keranjang bambu yang
ditutup goni.
Ø Peram semalaman, keesokan harinya tempe yang dibuat telah jadi dan
siap dikonsumsi.
KESIMPULAN
Tempe merupakan salah satu produk makanan hasil fermentasi yang menggunakan Jamur Rhizopus oligosrus (ragi tempe). Jamur
ini berperan dalam pembentukan miselia yang berupa benang-benang putih yang
terdapat di permukaan tempe. Kapang Rhizopus
oligosporus dapat berkembang dalam keadaan aerob(membutuhkan oksigen). Sehingga jika dalam medium fermentasi
tidak ada oksigen yang masuk maka tidak akan ada aktivitas perkembangan dari Rhizopus, akibatnya tidak akan terjadi
proses fermentasi. Pembuatan tempe
dapat dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu melalui tahap pencucian, perebusan, perendaman, pengupasan,
pengukusan, penirisan, peragian, pembungkusan dan pengeraman.
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, D. A. Maryati, Sri, Srikini, Suharno,
Bambang, S. 2006. Biologi Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Sorenson dan Hesseltine. 1986. Validatian
of An in Development Toxicity Screen in The Mouse. Teratol Mutagen. 6: 361-374